Instrumentasi Industri (atau biasa disingkat Instrumentasi atau
Instrument) didefinisikan sebagai suatu teknik penggunaan
Instrument/peralatan (yg dimaksud di sini ialah peralatan yg
dipergunakan di suatu industri) untuk mengontrol sifat-sifat fisika dan
sifat-sifat kimia dari suatu material untuk mendapatkan nilai tambah
dari material tersebut.
Salah satu contoh penerapan teknik Instrumentasi ialah dalam pengolahan minyak mentah (oil refinery).
Unsur-unsur yang terkandung di dalam minyak mentah memiliki titik
didih (boiling point) yang berbeda-beda, sehingga dengan memanaskan
minyak mentah tersebut sampai pada temperatur tertentu, unsur-unsur
tersebut akan menguap, dan kemudian dapat ditangkap untuk kemudian
didinginkan (kondensasikan) kembali, sehingga kita bisa
memisahkan/mengekstrak unsur tersebut dari minyak mentah. Dengan cara
seperti inilah kita dapat memperoleh bensin, solar, minyak tanah, dan
lain-lain dari minyak mentah.
Di sini Instrumentasi memainkan peranannya dalam mengontrol
sifat-sifat fisika dan kimia (temperatur, tekanan, dan lain-lain) dari
minyak mentah, sehingga diperoleh nilai tambah dari minyak mentah
tersebut (bensin, solar, minyak tanah, dan lain-lain).
Sistem Instrumentasi melakukan pengontrolan dengan 4 langkah:
1. Mengukur
2. Membandingkan
3. Menghitung, dan
4. Mengoreksi
1. Mengukur
2. Membandingkan
3. Menghitung, dan
4. Mengoreksi
Sebagai contoh, bisa dilihat pengontrolan temperatur Lube Oil di bawah
Lube Oil Cooler berfungsi mendinginkan Lube Oil yang masuk ke dalam
Cooler dengan menggunakan air dingin sebagai media penukar panasnya,
sehingga saat keluar dari Cooler, temperatur Lube Oil sesuai dengan
keinginan kita (Set Point/SP).
Untuk itu diperlukan suatu alat Temperature Transmitter (TT) untuk
mengukur temperatur Lube Oil yang keluar dari Cooler, agar sistem
kontrol dapat mengetahui berapa temperatur yang keluar dari Cooler.
Temperature Transmitter kemudian mengirimkan sinyal hasil pengukurannya
kepada Temperature Controller (TC). Istilah Transmitter di sini tidak
sama dengan istilah pemancar pada sistem komunikasi. Transmitter di sini
mengukur suatu besaran proses (dalam hal ini temperatur) untuk kemudian
mengirimkan hasil pengukurannya berupa sinyal standar Instrumentasi
kepada Controller (dalam hal ini Temperature Controller).
Temperature Controller kemudian membandingkan apakah sinyal
pengukuran dari Temperature Transmitter (biasa disebut Process
Variable/PV) lebih tinggi atau lebih rendah dari temperatur yang
dikehendaki (SP). Setelah itu Temperature Controller akan menghitung
berapa besar koreksi yg diperlukan untuk menjaga agar temperatur Lube
Oil yg keluar dari Cooler (PV) bisa sama dengan temperatur yang
dikehendaki (SP).
Setelah selesai menghitung, maka Temperature Controller akan
mengirimkan sinyal koreksi (biasa disebut Manipulated Variable/MV)
kepada Temperature Control Valve (TCV). Temperature Control Valve ini
kemudian akan melakukan langkah koreksi dengan membuka atau menutup
sesuai dengan sinyal koreksi dari Temperature Controller. Control Valve
(dalam hal ini Temperature Control Valve) sebagai Final Control Element
(element pengontrol terakhir) ialah sebuah keran/kerangan yang bukaannya
bekerja secara otomatis berdasarkan sinyal dari Controller (dalam hal
ini Temperature Controller).
Jika hasil pengukuran Temperature Transmitter (PV) lebih tinggi dari
temperatur yang dikehendaki (SP), maka Temperature Controller akan
menghitung berapa besar koreksi yang diperlukan, kemudian mengirimkan
sinyal koreksi agar Temperature Control Valve membuka lebih besar untuk
memperbesar aliran air dingin ke Cooler untuk mendinginkan Lube Oil,
begitu juga sebaliknya, jika hasil pengukuran Temperature Transmitter
(PV) lebih rendah dari temperatur yang dikehendaki (SP), Temperature
Controller akan mengirim sinyal koreksi agar Temperature Control Valve
menutup bukaannya untuk mengurangi aliran air dingin ke Cooler.
Peralatan-peralatan (Instruments) seperti Temperature Transmitter,
Temperatur Controller, dan Temperature Control Valve inilah yang
melakukan 4 langkah pengontrolan dalam sistem kontrol Instrumentasi,
sehingga membuat sistem menjadi otomatis dan mengurangi peranan manusia
dalam proses.
Tidak hanya besaran temperatur yang dikontrol dalam Instrumentasi.
Dalam Instrumentasi dikenal yang namanya 4 besaran proses, yaitu:
1. Tekanan
2. Level (tinggi permukaan cairan)
3. Temperatur, dan
4. Flow (laju aliran fluida)
Sebagai tambahan, dalam industri-industri Petrochemical maupun Oil Refinery juga terdapat besaran-besaran lain yang dikontrol seperti pH, Conductivity, berat, dan lain-lain.
1. Tekanan
2. Level (tinggi permukaan cairan)
3. Temperatur, dan
4. Flow (laju aliran fluida)
Sebagai tambahan, dalam industri-industri Petrochemical maupun Oil Refinery juga terdapat besaran-besaran lain yang dikontrol seperti pH, Conductivity, berat, dan lain-lain.
Ilmu Instrumentasi secara dalam mempelajari teknik penggunaan
peralatan Instruments (Transmitter, Controller, Control Valve, dan
lain-lain), metode-metode pengukuran 4 besaran proses maupun
besaran-besaran lainnya, dan teknik sistem pengontrolan proses agar
diperoleh respon pengontrolan yang sesuai dengan yang dikehendaki.
sumber : http://instrumentasiindustri.wordpress.com/2011/05/16/apakah-instrumentasi-industri-itu/
0 komentar:
Posting Komentar