VHIAN WAHYU NOTE - TEMPEH KIDUL WEBSITE

Website/Blog ini dibuat untuk menambah pengetahuan bagi semua orang yang mengunjunginya. Semoga bermanfaat dan bisa menambah ilmu pengetahuan kita :)

Search

Sabtu, 07 Juni 2014

Basic Sistem Tenaga Listrik


Sistem Tenaga Listrik merupakan suatu kumpulan/gabungan yang terdiri dari komponen-komponen atau alat-alat listrik seperti generator, transformator, saluran transmisi, saluran distribusi dan beban yang saling berhubungan dan merupakan satu kesatuan sehingga membentuk suatu sistem

Sistem tenaga listrik yang besar dan komplek, banyak dioperasikan : berbagai jenis unit pembangkit dan banyak dioperasikan:  gardu induk dengan jaringan transmisi yang panjang untuk mendistribusikan tenaga listrik kepada konsumen.


Unsur-unsur sistem tenaga listrik:
1.       Pembangkit
2.       Transmisi
3.       Distribusi
4.       Konsumen
Syarat Dasar Sistem Tenaga Listrik:
1.       Memenuhi jumlah energi listrik yang dibutuhkan konsumen sewaktu-waktu
2.       Mempertahankan tegangan yang tetap dan tidak terlalu berfariasi, misal ± 10%
3.       Mempertahankan suatu frekuensi yang stabil dan tidak berfariasi, misal ± 0,1 Hz
4.       Menyediakan energi listrik dengan harga yang wajar
5.       Memenuhi standar keamanan dan keselamatan
6.       Tidak menggaggu lingkungan hidup

Operasi Sistem Tenaga Listrik:
1.       Mengetahui dan menetapkan konfigurasi jaringan sistem tenaga listri
2.       Memperkirakan pemakaian listrik konsumen
- rencana operasi 5 tahunan,
- rencana operasi tahunan,
- rencana operasi bulanan,
- rencana operasi mingguan
- rencana operasi harian
3.       Mengoperasikan sistem tenaga listrik mengacu kepada rencana operasi harian
4.       Menggunakan SCADA (Supervisory Control And Data Acquisition), menampilkan besaran-besaran listrik (telemetering), memberikan indikasi perubahan status, dilengkapi dengan pengendalian jauh.

Sistem Tenaga Listrik JAWALI :
  1. Sistem tenaga listrik Jawa Bali merupakan jaringan interkoneksi dengan tegangan kerja 50 kV, 150 kV dan 70 kV.
  2. Unit-unit pembangkit terpasang dan beroperasi menyebar di sistem  jaringan 500 kV, 150 kV dan 70 kV.
  3. Jaringan listrik tegangan extra tinggi (TET) 500 kV , tulang punggung (back bond) nya sistem tenaga listrik Jawa Bali.
  4. Jaringan listrik tegangan tinggi (TT) 150 kV digunakan sebagai jaringan interkoneksi hingga ke pulau Madura dan pulau Bali.
Jenis Operasi Sistem Tenaga Listrik:
1.       Operasi Interkoneksi (sistem interkoneksi).
Dalam kondisi operasi normal, sistem tenaga listrik dioperasikan secara interkoneksi. Pengoperasian sistem direncanakan dan dilaksanakan secara rasional dan ekonomis dengan memperhatikan mutu dan keandalan.
2.       Operasi Spliting.
Bertujuan untuk  menghindari gangguan berantai (cascade) di subsistem dan untuk menghindari pengoperasian instalasi pada level arus hubung singkat yang lebih tinggi dari kemampuan instalasi.
3.       Operasi Jaringan Tertutup (looping).
Konfigurasi looping, maka tingkat keandalan pasokan tenaga listrik menjadi lebih terjamin.
4.       Operasi Satu Arah (radial).
Operasi radial keandalannya rendah karena pasokan tenaga listrik hanya dari satu arah saja.


Sumber : http://bangkitbeniardi.blogspot.com

Disini,saya akan berbagi ilmu sedikit mengenai aplikasi elektronika di dalam lapangan khususnya dalam lapangan migas. Semoga bermanfaat ! :)

Dalam suatu sistem peralatan yang besar, misalnya peralatan yang digunakan dalam dunia perminyakan, diperlukan suatu sistem daya yang dapat membuat peralatan tersebut dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Power system ini merupakan sesuatu yang sangat penting dalam sebuah sistem kerja.Tanpa adanya power system , maka suatu rangkaian peralatan yang besar itu tidak dapat berfungsi. Power system ini merupakan sesuatu yang sangat fundamental bagi suatu sistem peralatan, dapat dianalogikan seperti halnya darah dalam tubuh manusia.
Di dalam power system terdapat suatu sistem yang memanage kinerja dari peralatan tersebut. Suatu power system modern itu cukup digunakan dengan menggunakan generator yang terdapat dalam system power tersebut tanpa harus mendapatkan bantuan energi atau supply energi lain karena di dalam power system itu terdapat suatu sistem tersendiri yang dapat mengatur semua itu,dikenal dengan Computer Based Power Management Systems atau Sistem Manajemen Daya Berbasis Komputer atau biasa disingkat menjadi PMS.
Di bawah ini contoh peralatan yang di dalamnya terdapat Power Management System yaitu di dalam Drilling Rig atau rig pengeboran.
Tujuan utama dari sistem ini yaitu untuk mengaktifkan generator yang dioperasikan pada faktor beban tinggi yaitu 85% sampai 90%. Mengoperasikan generator pada faktor beban tinggi memiliki kelebihan utama, yaitu bahan bakar yang dikonsumsi paling ekonomis. Selain itu, pada situasi tertentu dimana sejumlah generator perlu untuk diinstal, khususnya dalam old plant, akan terjadi pertumbuhan beban, jadi semakin lama faktor beban yang dioperasikan akan semakin tinggi.
Manfaat lain yang didapatkan jika kita menggunakan PMS dalam suatu power system diantaranya yaitu :
  • meningkatkan jangkauan dan keakuratan pengukuran serta tampilan dari suatu plant
  • meningkatkan jangkauan dan jenis alarm, pesan dan rekaman.
  • kontrol yang lebih baik oleh personil room control
  • kinerja yang lebih meyakinkan pada performa suatu plant
  • penambahan fasilitas khusus misalnya auto-sikronisasi, pemantauan kondisi, pengelola tap-perubahan pada suatu transformer
  • komunikasi dengan sistem SCADA (Supervisory Control And Data Acquisition), dimana SCADA yaitu suatu sistem kendali industri berbasis komputer yang diapkai untuk pengontrolan suatu proses, misalnya proses industri (manufaktur, pabrik produksi, generator), proses infrastruktur ( pengolahan limbah, pipa gas dan minyak ), proses fasilitas umum ( bandara,pelabuhan, gedung ). SCADA ini banyak dijumpai di lapangan produksi minyak dan gas (upstream),

  • data logging, trending dan archiving.
Suatu sistem power, dalam hal ini PMS harus dirancang dengan baik,agar dapat menghasilkan kinerja yang optimum. Hal itu disebabkan karena PMS merupakan sesuatu yang dianggap sebagai kebutuhan penting bagi sebuah perusahaan.
PMS central computer beserta perangkat sinyal input dan outputnya harus berada dalam satu unit. Jika untuk beberapa alasan ini tidak dapat dicapai, maka fungsi-fungsi atau perangkat-perangkat ini dapat dimasukkan ke dalam SCADA sub-system, tetapi operasinya harus tetap dijaga agar independen ( tidak bergantung ) pada operasi lainnya yang mungkin berhubungan. Jika PMS merupakan bagian dari SCADA,maka jika terjadi kesalahan atau error pada SCADA, PMS yang terpasang tersebut akan mati/tidak berfungsi. 
Fungsi Utama
  1. High-speed load shedding
  2. Low-speed load shedding
  3. hambatan pada starting pada suatu motor besar
  4. Tampilan diagram satu garis pada VDU ( Visual Display Unit )

Contoh tampilan dalam VDU :
 
5. alarm, pesan dan laporan status pada VDU dan printer
 6. pembagian daya aktif untuk generator
 7. Isochronous control pada sistem frekuensi
 8. pembagian daya reaktif untuk generator
 9. Isochronous control pada sistem tegangan busbar utama
10. monitoring kondisi dari turbin gas
 11. Penjadwalan starting dan waktu kapan mematikan pada generator utama
 12. pengendalian reakselerasi dari beban motor
 13. auto-sinkronisasi pada generatorutama
 14. data logging dan pengarsipan data
 15. tampilan trending
 16. pengendalian perifer hardware , misalnya VDU, keyboard, printer
 17. Komunikasi dengan sistem SCADA.
5 fungsi pertama di atas dapat dikatakan sebagai fungsi yang paling penting.
High-Speed Load Shedding
Load shedding adalah teknik pengontrolan atau teknik pemutusan beban berdasarkan prioritas apabila terjadi gangguan yang telah diimplementasikan pada beberapa lokasi pada sistem yang ada. 
Sedangkan High-speed load shedding ini adalah teknik pemutusan beban dengan kecepatan tinggi. Tujuan dari teknik ini adalah untuk menanggulangi suatu sistem bekerja di luar dari batas kestabilan. Perubahan beban yang signifikan pada sistem kelistrikan menyebabkan suatu sistem berjalan di luar batas stabil, Untuk itu stabilitas sistem pada sistem kelistrikan sangat diperlukan. Sehingga sangat penting untuk diberikan load shedding pada sistem kelistrikan pada pengeboran minyak lepas pantai misalnya. 
Tujuan dari penggunaan load shedding dengan kecepatan tinggi ini adalah untuk melepaskan atau memutuskan sejumlah beban yang telah ditetapkan sebelumnya bersamaan dengan sejumlah energi yang hilang pada generator. Ketika generator, atau mesin penggerak, mengalami kesalahan, sinyal secara berurutan yang ada di dalam control panel dan sirkuit utama panel pemutus menyebabkan mesin untuk memutuskannya dengan cepat dan aman.
Dalam kontrol generator dan sistem proteksi biasanya ada lock-out estafet (86-G). Semua sinyal yang terdeteksi terdapat kesalahan akan ditransfer ke relay lockout, yang merupakan master perjalanan relay pemutus sirkuit. Hal ini biasanya direset manual. Sebuah filosofi yang sama digunakan dalam panel kontrol mesin, semua sinyal kegagalan mekanik diterima di lockout mesin relay(86-T). Lockout ini menyampaikan juga perjalanan pemutus sirkuit pembangkit. Oleh karena itu setiap kesalahan yang dideteksi baik oleh 86-G atau relay 86-T akan dilakukan pemutusan secara cepat dan dalam rentang waktu yang cukup lama. 
Terdapat dua pendekatan proses monitoring, yaitu Presisi dan Aproksimasi.
Pendekatan Presisi
Setiap pemutus rangkaian, kontraktor dan perangkat switching dalam jaringan pada tegangan tinggi diatur untuk membuka dan menutup status. PMS akan terus memeriksa keseimbangan daya aktif di jaringan dan daya konsumsi aktual dari setiap beban. PMS dapat menghitung secara persis  berapa banyak beban yang akan ditumpahkan ketika generator mengalami kesalahan.Pendekatan ini merupakan pendekatan yang paling akurat dalam hal memilih beban mana yang akan ditumpahkan dan menjaga kinerja generator dengan sisa beban yang ada.
Pendekatan Aproksimasi
Setiap pemutus rangkaian, kontraktor dan perangkat switching dalam jaringan pada tegangan tinggi diatur untuk membuka dan menutup status. Setiap beban akan diberi nilai daya aktif yang diketahui dari kondisi operasi pabrik dan rating rancang beban. Dalam pendekatan ini, akan selalu ada kemungkinan bahwa satu atau dua beban lebih yang diperlukan akan mengalami kesalahan secara teoritis. Hal ini disebabkan karena beberapa dari beban telah beroperasi pada daya yang lebih rendah dari yang ditugaskan. Pendekatan ini merupakan pendekatan yang paling ekonomis dalam hal perangkat yang diperlukan untuk pelepasan beban. PMS dapat diatur  untuk mendeteksi kesalahan pada 86-G dan 86 T-relay, yaitu dengan metode : dari terminal input ( kumparan operasi ) dari 86 relay atau dari kontak output dari 86 estafet. Metode kumparan operasi lebih disukai oleh pabrik karena relay dengan kecepatan tinggi dapat digunakan secara paralel dengan koil 86 estafet. 
Load Shedding Priority Table 
Dalam kita melakukan pemutusan atau pelepasan beban, maka kita harus memperhatikan urutan prioritas beban yang akan dilepaskan tersebut. Seperti yang telah disebutkan di atas bahwa dalam kita melakukan pelepasan beban, harus berdasarkan urutan prioritasnya, tidak seenaknya saja melepaskan beban. Di bawah ini tabel yang berisi prioritas beban yang akan dilepaskan:

Tabel di atas tersimpan dalam memori PMS dan dapat dengan mudah diatur kembali atau dimodifikasi sesuai dengan usia plant. Karena berbagai macam proses terjadi di dalam suatu plant, maka  tabel prioritas di atas harus sering dimodifikasi khususnya pada platform lepas pantai, dimana rasio gas dengan minyak berubah terhadap waktu. Mungkin tidak diperlukan untuk menempatkan semua konsumen tegangan tinggi dalam tabel prioritas. Daya total papan nama para konsumen ketika dikalikan dengan faktor (K), adalah sama dengan nilai laju output dari satu generator ketika sedang beroperasi pada suhu tertingginya.  
Besarnya nilai K harus mempertimbangkan :
  • kondisi mesin kotor
  • suhu tertinggi
  • faktor beban tertinggi pada suatu generator
  • tingkat operasi masing-masing pelepasan beban konsumen
  • sebuah kontingensi jika dirasa perlu
  • Penilaian kembali pentingnya pengumuran suatu plant
  • pemisahan dan masa depan konsumen
  • Dasar dan puncak loading suatu plant
Low-speed Load Shedding
Low-speed load shedding merupakan teknik pelepasan beban dengan kecepatan rendah. Teknik ini diterapkan pada generator yang bekerja secara individual. Pelepasan beban dengan kecepatan rendah ini memperhitungkan jangka waktu dan trending yang cenderung menuju ke kondisi overload. Overload dapat dideteksi secara langsung maupun tidak langsung dengan cara seperti berikut :
  • Pengukuran daya aktif pada terminal generator
  • Pengukuran suhu operasi gas turbin
  • Pengukuran frekuensi sistem tenaga listrik
Ketika plant bekerja dengan faktor beban di atas 90% maka penting untuk memastikan bahwa semua generator memiliki beban yang sama. Pemerataan beban sering diserahkan kepada masing-masing governor atau dilakukan secara manual. Dalam PMS juga dapat dilakukan pemerataan beban secara otomatis. Pemerataan beban ini dilakukan untuk menjaga gas turbin dalam keadaan bersih dan juga dapat mengetahui jika suatu generator tersebut tidak sesuai dengan operasi yang sedang diterapkan. Ketidaksesuaian dalam operasi tenaga listrik dan kebersihan mesin pada saat yang bersamaan, maka ada kemungkinan misalnya salah satu generator turbin gas akan beroperasi sangat dekat dengan batas atasnya. Ini akan terlihat pada saat suhu operasi yang sangat tinggi. Dalam kondisi steady load ini, suhu yang tinggi dapat ditoleransi untuk waktu yang lama. Bila plant memiliki sejumlah motor besar,sebanding dengan rating untuk itu salah satu generator, maka ketika motor mulai bekerja akan menyebabkan gangguan daya yang signifikan pada busbar utama. Gangguan ini akan dibagi ke semua generator yang ada dan dapat berlngsung selama 0.5 sampai 20 detik tergantung pada saat motor-up. Oleh karena gangguan mungkin cukup besar dan cukup lama yang dapat  menyebabkan suhu operasi dari beban terbesar generator itu dapat melebihi batas trippingnya. Generator ini kemudian akan dimatikan. PMS akan menerima sinyal shut-down dari salah satu 86 lock-out relay, dan akan merespon dengan cara yang persis sama seperti dengan pelepasan beban kecepatan tinggi.
Inhibiting the Starting of Large Motor
Dalam hal ini yaitu menghambat daya / energi starting dari suatu motor besar. Adanya penurunan tegangan dapat menghambat hal tersebut. Di bawah ini merupakan persamaan untuk menghitung penurunan tegangan:
kemudian persamaan di atas direarrange kembali sehingga kita dapat menentukan rating motor terbesar untuk volt-drop tertentu. Persamaan tersebut menjadi : 

 Hal ini dapat dilihat bahwa faktor yang paling membatasi adalah low standing load atau beban dengan faktor daya yang mendekati 1. Dalam kasus ini rating motor sebesar 27% dari total kapasitas pembangkit kVA. Jika volt-drop bertambah di kabel generator dan motor maka batas 27% akan dikurangi menjadi antara 20 dan 22%. PMS dapat menghambat daya starting dari motor besar jika ada kapasitas kW yang cukup untuk menjalankan generator. 
VDU Display of One-line Diagrams
Sebuah PMS dapat diatur untuk menampilkan status dari power system dalam bentuk diagram satu garis. Diagram satu garis ini dapat ditampilkan berwarna dengan warna yang berbeda sesuai dengan fungsinya, seperti :
- Busbar hijau dan feeders = hidup
- Busbar merah dan feeders = de-energised
- Perangkat yang putih = withdrawn dari layanan
- Perangkat yang kuning = mengalami kesalahan
Setiap switchboard dalam jaringan distribusi utama dapat memiliki sendiri tampilan diagram satu garisnya, dan untuk switchboards yang lebih rumit juga dapat ditampilkan. Daya aktif dan reaktif serta arus yang mengalir dapat ditampilkan untuk setiap item mana yang cocok dan analog dengan transducer yang telah dilengkapi dalam sistem itu.Semua nama dan nomor tag dapat ditampilkan pada VDU untuk kejelasan.
Active Power Sharing for Generators
PMS dapat diprogram untuk menghitung daya rata-rata setiap generator dan dengan demikian sehingga dapat menentukan ketidaksesuaian daya masing-masing generator. PMS dapat menggunakan setiap ketidaksesuaian daya tersebut untuk iteratif menyesuaikan set point dari governor yang sesuai tanpa mengubah frekuensi umumnya.
Isochronous Control of System Frequency
Dalam pembangkit listrik , isochronous berarti bahwa frekuensi listrik yang dihasilkan adalah ‘flat’ atau konstan, dan tidak ada generator drop. Dalam hal ini mungkin untuk menempatkan kontroler pada set titik kontrol terpisah dari individual governor. Skema tersebut dapat dengan mudah dimasukkan ke dalam PMS karena semua pengukuran dan sinyal keluaran ada jika skema load-sharing juga ada. Master integral controller harus lambat bertindak relatif terhadap waktu respon dari tindakan kontrol governor. Untuk sistem power 50 Hz, sebagai contoh, frekuensi dari master set point harus ditetapkan pada 50 Hz atau frekuensi lain yang sesuai dengan kondisi operasi.
Jika diperlukan untuk menonaktifkan kontroler isochronous ketika plant mempunyai beban yang berat, maka PMS harus menghitung set poin dari individual governor untuk frekuensi sistem yang sesuai dengan overall drop. Fitur ini akan mencegah sistem frekuensi naik terlalu tinggi ketika plant memiliki beban yang ringan. Ketika frekuensi naik, masing-masing motor akan berjalan pada kecepatan yang lebih tinggi dan dengan demikian akan mengkonsumsi lebih sedikit daya. Motor biasanya berjalan dekat dengan rating papan nama,maka ada kemungkinan bahwa arus tinggi dapat mengaktifkan proteksi arus motor.
Reactive Power Sharing for Generators
Ada kemungkinan untuk mengkompensasi ketidakcocokan daya reaktif yang disampaikan oleh masing-masing generator dengan cara yang sama. Jika ini tercapai bersama-sama dengan mengurangi ketidakcocokan daya aktif, maka setiap generator akan beroperasi pada saat yang sama. Hal ini akan menghilangkan kemungkinan overcurrent yang terjadi di salah satu generator ketika ada daya dengan load factor tinggi . Metode yang dapat digunakan yaitu dengan mengganti frekuensi dengan tegangan busbar.
Isochronous Control of Busbar Voltage
Master set point akan menjadi tegangan busbar. Master controller harus bertindak lambat relatif terhadap waktu respon dari tindakan kontrol AVR, sehingga untuk menghindari kemungkinan terjadinya osilasi saat beroperasi atau bahkan tidak stabil.Konsep yang sama dapat digunakan untuk menjaga overload tegangan pada beban ringan.
Condition Monitoring of the Gas Turbines
Mesin gas turbin sangat penting untuk pengoperasian pembangkit industri, pesawat dan kendaraan dengan biaya pemeliharaan yang cukup tinggi. Secara tradisional, operator mesin gas turbin telah berusaha untuk mengurangi biaya dengan cara melakukan pemeliharaan preventif pada interval yang tetap, dalam upaya untuk menghindari kemungkinan terjadinya kegagalan kerja mesin. Kebutuhan pemeliharaan mesin ditentukan sesuai dengan kondisi operasinya.
Peringatan dini kondisi mesin yang berbahaya bisa terjadi, harapannya adalah prekursor kegagalan komponen seringkali diidentifikasi terlebih dahulu dari kegagalan yang sebenarnya. Teknik pemantauan kondisi juga diterapkan pada mesin selama proses pengembangan, dan seluruh pengujian produk. Dalam perkembangannya mesin biasanya dibangun kembali dan dilkaukan uji berkali-kali. Penilaian kesehatan komponen selama proses ini dapat menghindari terjadi kerusakan komponen dan potensi bahaya. 
Daya output dari gas turbin sangat dipengaruhi oleh perubahan suhu lingkungan dan keadaan kebersihan peralatan pembakaran dan bilah turbin listrik. PMS dapat diprogram untuk memperhitungkan suhu lingkungan dengan menyimpan daya mesin yang baru yang dibandingkan dengan karakteristik suhu lingkungan. Penurunan daya pada mesin kotor dapat dinilai dengan mengukur daya listrik pada suhu tertentu dan suhu operasi yang sesuai. Dalam keadaan mesin yang lebih kotor maka suhu operasi akan naik pada kondisi daya listrik dan suhu lingkungan tertentu.
Scheduling the Starting Up and Shutting Down of the Main Generators
PMS dapat digunakan untuk menjadwalkan kapan dinyalakan dan kapan dimatikan suatu generator utama. Metode ini secara sederhananya sebagai berikut : mengatur faktor beban masing-masing generator misalnya 75% sedangkan generator yang lain memiliki faktor beban yang lebih rendah misalnya 60%. Beban suatu plant yang menurun maka generator beroperasi pada faktor beban yang menurun juga. Ketika masing-masing generator telah diturunkan bebannya menjadi faktor beban yang lebih rendah maka PMS akan menyarankan operator untuk mematikan satu generator. Proses ini akan terus berulang hingga tersisa hanya ada satu generator yang masih bekerja.
Dalam hal ini, diperlukan margin antara pengaturan atas dan pengaturan bawah dari faktor beban suatu generator. Penjadwalan yang terlalu sering akan menyebabkan terjadinya fluktuasi beban. PMS menghitung pemuatan informasi rata-rata setiap 30 menit. Ini akan memastikan bahwa fluktuasi yang dikarenakan waktu mulai dan berhenti dari motor beban tidak akan menciptakan efek yang tidak dapat diterima.
Control of the Reacceleration of Motor Loads
Reacceleration adalah metode otomatis restart motor setelah terduga terjadi percepatan yang disebabkan oleh peristiwa sistem tegangan, seperti, dips, padam, atau transfer bus. Skema reacceleration dirancang untuk meminimalkan gangguan pada proses yang terjadi. Beberapa pusat kontrol motor dirancang untuk memungkinkan starter motor agar tertutup kembali pada pemulihan utama tegangan busbar. Hal ini terutama diperlukan untuk darurat dan beban penting, misalnya pompa air pendingin dan pompa minyak pelumas untuk mesin generator.
Jika pasokan hilang untuk waktu yang singkat, atau bahkan waktu yang lama, maka beban tersebut harus diizinkan untuk merestart tanpa campur tangan operator. Jika ada sejumlah besar motor untuk me-restart (atau disebut juga mengalami percepatan kembali) maka akan ada gelombang besar pengumpan utama jika memulainya pada waktu yang sama. Hal ini akan menyebabkan penurunan tegangan pada busbar umum. Demikian pula jika ada kelompok kontrol motor memusatkan semua dalam keadaan sama restart motor mereka, maka mereka bersama busbar misalnya switchboard pembangkit utama, akan mengalami penurunan tegangan yang signifikan yang mungkin tidak diterima.
Semua fungsi yang diperlukan untuk me-restart motor dapat diprogram dalam PMS. Tujuannya untuk merancang perangkat program yang dapat dibangun ke setiap pusat kontrol motor.
Auto-syncronising of the Main Generators
Dalam arus bolak balik, sinkronisasi adalah proses pencocokan kecepatan dan frekuensi generator atau sumber lain ke jaringan. Sebuah generator AC tidak dapat memberikan listrik ke jaringan listrik kecuali jika frekuensi antara keduanya sama. Jika dua segmen grid terputus, mereka tidak dapat bertukar listrik AC lagi sampai mereka dibawa kembali ke sinkronisasi yang tepat.
Sebuah generator DC dapat dihubungkan ke jaringan listrik dengan mengatur tegangan terminal sirkuit terbuka agar sesuai dengan tegangan jaringan dengan baik menyesuaikan kecepatan atau eksitasi bidangnya. Kecepatan mesin yang tepat tidak begitu diperhatikan. Namun, mesin AC harus sesuai baik amplitudo dan waktu dari tegangan jaringan, yang membutuhkan kecepatan dan eksitasi secara sistematis dikendalikan untuk sinkronisasi.
Jika PMS menggabungkan daya aktif dan reaktif, hal itu merupakan alasan yang sederhana untuk menambah sistem auto-sinkronisasi untuk generator. Generator yang akan disinkronisasi akan dimulai dan bekerja dengan urutan normal, seperti yang diberikan oleh produsen, satu untuk turbin dan satu untuk eksitasi generator. Pada akhir urutan ini kecepatan generator dan terminal tegangan akan menjadi dekat dengan nilai-nilai berjalan busbar mereka.
PMS kemudian akan memberikan tanda sebagai tanda untuk memulai proses auto-sinkronisasi, baik oleh sinyal dari panel kontrol turbin-generator atau dari operator. PMS akan menggunakan komparator untuk frekuensi dan komparator lain untuk terminal tegangan. Terminal tegangan generator akan diperiksa.
Tiga sinyal kesalahan akan dibuat:
• Kesalahan besarnya tegangan.
• Kesalahan sudut fase tegangan.
• Frekuensi kesalahan.
PMS dapat menggunakan sinyal untuk mengatur set point untuk mengurangi besarnya kesalahan tegangan dan pertama kali governor harus mengurangi kesalahan dari frekuensi, kedua untuk mengurangi kesalahan sudut fasa. PMS kemudian akan mengirimkan sinyal sinkronisasi via Synchronisation Check Relay (25) untuk menutup pemutus sirkuit generator setelah kondisi sebagai berikut :
- Kesalahan besarnya Tegangan ± 0,15%
- kesalahan sudut fasa – 30 derajat sampai 0
- kesalahan frekuensi +0.05%
Data logging, Archiving, Trending Display, Alarm, Messages and Status Reporting
Fasilitas ini biasanya dimasukkan ke dalam sistem SCADA dimana semua data pada plant terkumpul, time stamped, disimpan, ditampilkan dan diprintout. Namun, PMS dapat digunakan untuk mengatasi data dari sistem daya dengan kondisi khusus dalam cara yang sama, baik dengan PMS itu sendiri atau dengan menggunakan perangkat SCADA yang terkait.
Data berikut memberikan tipe data yang akan dikumpulkan dan dilaporkan :
  • Perubahan status pada  pemutus sirkuit utama, starter motor, transformer feeders, pemutus  sirkuit busbar bustie, interkonektor switchboard, earthing switch, perangkat withdrawn.
  • Tegangan busbars, sistem frekuensi, aliran beban dan aliran arus yang mengalir pada sirkuit utama, power factor dari suatu generator, kondisi lingkungan
  • Pengoperasian individual protection relays pada sirkuit utama dan feeders
  • Alarm, trips of engine dan generator parameters
  • Trending of engine and generator parameters
  • Trending of active and reactive total power
Catatan : Data yang terkait dengan setiap konsumen misalnya pompa, pemanas, kompresor dan kipas angin biasanya akan dikumpulkan dan dilaporkan oleh sistem SCADA sebagai barang yang diproses secara individu. Data yang dikumpulkan biasanya akan ditampilkan pada VDU dan dari tampilan data tersebut dapat kita peroleh informasi tertentu. Operator akan dapat memilih keluaran tabular, misalnya :
a) Alarm kronologis dan kinerja yang diterima, 
b) Alarm dan kinerja yang diketahui ( atau tidak), 
c) Kronologis pesan dan suatu kejadian
Ketika suatu alarm telah meresetnya, seringkali hilang dari tabel tetapi waktu dan tanggal dari hilangnya tersebut dapat dicatat sebagai suatu peristiwa. Warna coding dapat digunakan untuk data yang diketahui dan tidak diketahui.

Sumber : http://blogs.itb.ac.id/el2244k0112211075nurfatonah/2013/04/29/computer-based-power-management-systems/



Kali ini saya coba share pengetahuan tentang sistem SCADA yang saya dapat saat kerja praktek di PT PLN (Persero) APB JATIM SURABAYA - GI PIER PASURUAN. Semoga membantu teman2 yang sedang mempelajari sistem ini diperkuliahan atau sekedar ingin tahu bagai mana suatu sistem tenaga listrik itu dikontrol dari satu tempat (Control Center) dengan mudah. SCADA yang saya jelaskan disini merupakan SCADA untuk sistem transmisi, unit kerjanya mulai dari pembangkit sampai gardu induk.

Pengertian SCADA

Supervisory Control and Data Acquisition (SCADA) merupakan sistem pada tenaga listrik yang berfungsi mengawasi, mengendalikan dan mengakuisisi data listrik secara real time.

Sistem SCADA merupakan perpaduan antara sistem komputerisasi dan telekomunikasi. Media komunikasi yang umum digunakan adalah PLC (Power Line Carrier), fiber optik dan radio link. Pada awalnya radio link dan PLC banyak digunakan, terutama karena penggunaan PLC yang tidak memerlukan jaringan khusus namun cukup menggunakan saluran transmisi tenaga listrik yang ada dengan frekuensi yang lebih tinggi dari frekuensi transmisi listrik. Namun pada perkembangannya penggunaan PLC mulai beralih ke fiber optik dikarenakan kecepatan bit persecond  yang jauh diatas PLC.


Fungsi SCADA

Scada berfungsi mengambil data dari pusat pembangkit dan gardu induk kemudian mengolah informasi yang diterima dan memberi reaksi yang ditimbulkan dari hasil pengolahan informasi. Secara umum fungsi SCADA yaitu:
1. Pengambilan dan penyampaian data
2. Proses monitoring
3. Fungsi control
4. Perhitungan dan pelaporan


Informasi pengukuran dan status indikasi dari sistem tenaga listrik dikumpulkan dengan menggunakan peralatan yang ditempatkan di pusat pembangkit dan gardu induk. Demikian juga fungsi kontrol dikirim dari pusat pengatur (Control Center) ke peralatan yang berada pada gardu induk dan pusat pembangkit. Penyampaian dan pemrosesan data dilakukan secara real time.


Beberapa istilah dalam sistem SCADA :
1. Telesignaling
       Telesignaling adalah pengambilan status peralatan tenaga listrik di Gardu Induk atau Pusat Pembangkit untuk dapat dimonitor di Pusat Pengatur, berupa sinyal Alarm dan Indikasi yang terhubung ke modul digital input pada RTU (Remote Terminal Unit). Sinyal Alarm memiliki satu keadaan , yaitu keadaan ON atau OFF. Sedangkan Indikasi memiliki dua keadaan, dimana satu keadaan tertutup (close) dan terbuka (open), seperti pada PMT, PMS rel, PMS line, dan PMS tanah. 

2. Telecontrol
   Telecontrol adalah pengiriman perintah dari pusat pengatur (Control Center) ke RTU (Remote Terminal Unit) untuk merubah status peralatan listrik.
3. Telemetering
     Telemetering adalah proses pengambilan besaran listrik yang terukur pada gardu induk atau pusat pembangkit untuk dapat dimonitor di pusat pengatur (Control Center)


Peralatan Pada Sistem SCADA

1. Master station
Master Station merupakan peralatan yang berada pada pusat pengatur (Control Center)/ pusat pengatur beban yang dioperasikan oleh seorang Dispatcher.


2. Remote Terminal Unit (RTU)

RTU adalah peralatan yang berada pada Gardu Induk atau Pusat Pembangkit yang berfungsi untuk mengumpulkan data dan melakukan kontrol dari dan keperalatan listrik.

3. Auxiliary Relay
Auxiliary Relay (relay bantu) merupakan peralatan proteksi yang berfungsi mengamankan peralatan RTU dari arus dan tegangan lebih agar peralatan RTU tidak rusak.


4. Modem
Modem merupakan perangkat komunikasi yang dapat mengubah sinyal digital ke analog dan sinyal analog ke digital. Modem digunakan berdasarkan peralatan input dan output pada suatu sistem.


5.  Main Distribution Frame (MDF)
MDF merupakan terminal yang berfungsi sebagai pintu gerbang (gate) keluar masuk antara rangkaian proses dengan RTU. Pada MDF ini dilakukan pengelompokan sinyal-sinyal, penamaan bay-bay yang terdapat disuatu gardu induk/pembangkit. Pada sisi luar dihubungkan dengan rangkaian terminasi relay bantu. Pada sisi dalam dilakukan pengalamatan/addressing ke card-card digital input (DI), analog input (AI), digital output (DO), dan analog output (AO).


6. Control Panel
Control panel berupa lemari yang terdapat pada Gardu Induk dan Pusat Pembangkit, dimana instalasi dan terminasi sistem SCADA paling banyak dipasang, karena pada dasarnya sistem SCADA itu memindahkan fungsi control panel ke control center (pusat pengaturan) secara real time. Indikasi, alarm dan telemetering dipasang pada lemari ini.


7. Power Line Carrier (PLC)

PLC merupakan sistem untuk membawa data pada konduktor yang juga digunakan untuk transmisi tenaga listrik. Sehingga jaringan listrik selain berfungsi sebagai sumber listrik juga menjadi media penghantar komunikasi. Secara prinsip, pengiriman data melalui kabel setrum ini dilakukan dengan menumpangkan sinyal komunikasi yang berisi data di bawah frekuensi aliran listrik. Proses penumpangan sinyal data ini membutuhkan frekuensi tinggi yaitu 50-500kHz.

Sumber : http://runaldysahputra.blogspot.com



Jamur tiram dapat tumbuh dan berkembang dalam media yang terbuat dari serbuk kayu yang dikemas dalam kantong plastic. Pertumbuhan jamur tiram sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu, kita harus mengetahui mengenai kondisi yang cocok untuk pertumbuhannya sebelum kita melakukan budidaya jamur tiram.

budidaya, jamur, tiram, putih, budidaya jamur tiram
Pada kehidupan alaminya jamur ini tumbuh di hutan dan biasanya tumbuh berkembang dibawah pohon berdaun lebar atau dibawah tanaman berkayu. Hal ini penting untuk jadi patokan dalam melakukan budidaya jamur tiram dan perlu diingat Jamur Pleurotus ini tidak memerlukan cahaya matahari yang banyak .

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa miselium yang disimpan di tempat yang redup, jumlahnya lebih banyak disbanding di temapat yang terang dari cahaya matahari yang penuh.
Miselium adalah jaringan yang didalamnya kumpulan dari hifa jamur. Miselium dapat tumbuh pada sel dinding kayu dengan melakukan penetrasi pada dinding sel kayu dengan cara melubanginya.

Proses penetrasi dinding sel kayu dibantu oleh enzim pemecah selulosa, hemiselulosa, dan lignin yang dihasilkan oleh jamur melalui ujung benang-benang miselium. Enzim tersebut mencerna senyawa kayu sekaligus memanfaatkannya sebagai sumber (zat) makanan.
Syarat Tumbuh JamurTiram

IKLIM

1.    Temperature

Serat (miselium) jamur tiram putih tumbuh dengan baik pada kisaran suhu antara 23-28 °C, artinya kisaran temperature normal untuk pertumbuhannya.  Waluapun begitu, dengan temperature di bawah 23 °C, miselium jamur masih dapat tumbuh meskipun memerlukan waktu yang lebih lambat.
Sedangkan untuk pertumbuhan tubuh buahnya yang bentuk seperti cangkang tiram, memerlukan kisaran suhu antara 13-15 °C selama 2 samapai 3 hari.

Bila nilai temperature rendah tersebut tidak didapatkan, maka ada dua kemungkinan yang terjadi, yaitu pertumbuhan tumbuh buah jamur tidak akan terbentuk, yang berarti pemeliharaan tidak berhasil, atau walaupun terbentuk maka waktu yang diperlukan akan lama.
Tetapi walaupun demikian fase kedua jamur tiram putih tersebut masih dapat tumbuh pada rentang suhu 12-37,8 °C.

2.    Kelembapan

Kandungan air di dalam subtract sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan miselium jamur.
Terlalu sedikit air akan mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangan akan terganggu, bahkan terhenti sama sekali. Namun, apabila terlalu banyak air, miselium akan membusuk dan mati. Kandungan air didalam subtract tanaman akan didapat dengan baik bila dilakukan penyiraman.
Jamur tumbuh baik dalam keadaan yang lembab, tetapi tidak menghendaki genangan air. Miselium jamur tiram tumbuh optimal pada subtract yang memiliki kandungan air sekitar 60%. Sedangkan untuk merangsang pertumbuhan tunas dan tubuh buah, memerlukan kelembapan udara sekitar 70-85%.

3.    Cahaya

Miselium jamur tiram putih tumbuh optimal pada keadaan gelap. Sebaliknya, tubuh buah jamur tidak dapat tumbuh pada tempat gelap. Cahaya diperlukan untuk merangsang pertumbuhan tubuh buah. Tangkai jamur akan tumbuh kecil dan tudung tumbuh abnormal bila saat pertumbuhan primordial tidak memperoleh penyiraman.

Akan tetapi, cahaya matahari yang menembus secara langsung dapat merusak dan menyebabkan kelayuan, serta ukuran tudung yang relative kecil. Pertumbuhan jamur hanya akan memerlukan cahaya yang bersifat menyebar. Oleh karena itu, diperlukan peneduh pohon di dekat bangunan tempat pemeliharaan jamur.

4.    Udara

Jamur tiram putih adalah tanaman saprofit fakultatif aerobic yang membutuhkan oksigen sebangai senyawa untuk pertumbuhannya. Sirkulasi udara yang lancer akan menjamin pasokan oksigen. Terbatasnya pasokan oksigen udara disekitar tempat tumbuh jamur dapat mengganggu pertumbuhan tubuh buah.

Jamur tiram juga yang tumbuh pada tempat yang kekurangan oksigen memiliki tubuh buah kecil dan abnormal. Tubuh buah jamur yang tumbuh pada tempat yang kekurangan oksisgen akan mudah layu  dan mati. Jamur tiram juga memerlukan sirkulasi udara segar untuk pertumbuhannya. Oleh karena itu, harus diberi ventilasi agar pertukaran udara dapat berjalan secara baik.

Pertumbuhan miselium jamur memerlukan kandungan karbon dioksida yang agak tinggi, yaitu 15%-20%. Tetapi, jamur tiram yang tumbuh pada tempat yang mengandung karbo dioksida yang terlalu tinggi memiliki tubuh buah yang abnormal. Biasanya, tudung jamur tiram tumbuuh relative kecil dibandingkan tangkainya.

5.    Derajat Keasaman (pH)

Miselium jamur tiram putih tumbuh optimal pada pH media yang sedikit asam, yaitu antara 5,0-6,5. Nilai pH medium diperlukan untuk produksi metabolism dari jamur tiram putih, seperti produksi asam organic.

Kondisi asam dapat menyebabkan pertumbuhan miselium jamur tiram terganggu, tumbuh kontaminasi oleh jamur lain, bahkan menimbulkan kematian jamur tiram putih. Kondisi pH yang terlalu tinggi (basa), dapat menyebabkan system metabolism dari jamur tiram putih tidak efektif. Bahkan, menyebabkan kematian. Tubuh buah jamur tiram tumbuh optimal pada pH lingkungdn yang mendekati normal (pH 6,8-7,0).

MEDIA TANAM
Secara tradisional, di Jepang, bibit ditanam di dalam lubang atau garisan di kayu kering. Pengeringan dilakukan dengan tenaga sinar matahari atau listrik. Dalam budidaya modrn, media tumbuh yang digunakan berupa kayu tiruan (log) yang dibuat dalam bentuk silinder. Komposisi media ini berupa sumber kayu (gergaji kayu, ampas tebu), sumber gula (tepung-tepungan), kapur, pupuk P, dan air.

1.    Nutrisi

Pertumbuhan yang optimal dapat dicapai bila lingkungannya sesuai serta tersedia nutrisiyang cukup. Protoplas sel memerlukan  nitrogen, fosfor, dan nutrisi lai. Karbon selain diperlukan untuk pembentukan protoplasma, juga diperlukan sebagai sumber energy. Sehingga karbon lebih banyak dibutuhkan  disbanding dengan nitrogen.
Nitrogen dibutuhkan untuk pembentukan asam nukleat. Sedangkan protein dan kitin diperlukan untuk pembentukan dinding sel jamur.

2.    Kehadiran Mikroorganisme lain

Media tempat tumbuh merupakan sumber energy utama bagi jamur tiram. Kehadiran mikroorganisme lain dapat menyebabkan persaingan dalam mendapatkan nutrisi,  sehingga jamur yang diharapkan tidak dapat tumbuh dengan optimal.
Bahkan, sebagian dari competitor tersebut dapat mengeluarkan senyawa yang bersifat toksin terhadap organism disekitarnya.
Sterilisasi media merupakan cara yang efektif untuk membebaskan media tanam dari kehadiran jasad asing di dalam media tanam yang tidak diharapkan.

KETINGGIAN TEMPAT

Kondisi di atas lebih mudah dicapai didaerah dataran tinggi sekitar 700-800 m dpl. Kemungkinan budidaya jamur didataran rendah tidak mustahil, asalkan iklim ruang penyimpanan dapat diatur dan disesuaikan dengan kebutuhan jamur.

PEMBIBITAN

Bibit yang dapat digunakan adalah F3. Bibit ini dapat dibuat atau diperoleh dari petani jamur yang s udah bisa membuat bibit bibit jamur. Untuk membuat bibit sendiri, diperlukan alat dan bahan yang steril karena proses ini sangat rentan terhadap kontaminasi. Sterilisasi pembuatan bibit biasa menggunakan laminar flow atau transfer box.

ALAT DAN BAHAN

Untuk membudidayakan jamur tiram, diperlukan alat dan bahan sebagai berikut :

•    Kompor minyak tanah
•    Drum berdiameter 80 cm, tinggi 96 cm
•    Rak, dengan luas 3m²
•    pH meter
•    Thermometer
•    Sprayer / penyemprot, dengan pipa paralon 2 inci sebanyak 300 buah
•    Cincin
•    Lampu spirtus, dengan volume 30 liter
•    Baskom plastic
•    Sekpo
•    Serbuk kayu albasia sebanyak 10,5 kg
•    Dedak halus sebanyak 21 kg
•    Tepung jagung sebanyak 0,6 kg
•    TSP murni 1 kg
•    Kapur 3 buah
•    Bibit jamur F3 sebanyak 3 buah
•    Alcohol 95% sebanyak 1 liter
•    Kantung plastic transparan (20x35x0,5)  cm sebanyak 300 buah
•    Kertas roti 10 x 10 sebanyak 300 buah
•    Karet gelang tahan panas 600 buah
•    Air sumur 30 liter

PEMBUATAN JAMUR TIRAM

Adapun proses pembuatan jamur tiram adalah sebagai berikut

1.    Serbuk gergaji dipilih dan dibersihkan. Bagian yang besar dan tajam dibuang karena dapat merusak plastic substrat.

2.    Bahan yang sudah ada dicampur sesuai komposisi takaran dalam jolang / baskom plastic. Aduk sampai merata, jangan sampai ada gumpalan-gumpalan. Adapun bahan yang dicampurkan untuk menghasilkan 100 log adalah sebagai berikut :
•    Serbuk gergaji atau ampas tebu halus 10,5 kg
•    Tepung jagung 0,6 kg
•    Dedak halus 21 kg
•    TSP 1 kg
•    Kapur 3 buah
            Beri air secukupnya, dengan kandungan air 60% dan pHmedia diukur.

3.    Campuran bahan dimasukan ke dalam plastic transparan dengan ukuran 20 x 35 cm dan tebal 0,5. Media harus dipadatkan agar terbentuk log yang baik. Media yang bagus adalah kepadatannya merata. Jangan lupa, ujung plastic bagian bawah ditusuk jari telunjuk supaya masak. Hal ini dilakukan agar bahan yang dimasukkan dan dipadatkan bisa duduk posisinya (tidak miring). Pengisian dilakukan tidak terlalu penuh, tapi disisakan 15 cm untuk memudahkan dalam mengikat.

4.    Tiap log ditimbang beratnya, yaitu sebanyak 1,2 kg.

5.    Sisa ujung plastic ke dalam cincin dilipat keluar, lalu diikat mulut plastic tersebut dengan karet tahan panas.

6.    Tutup mulut log tersebut dengan kapaskemudian tutup lagi dengan kertas, lalu diikat lagi dengan karet.

7.    Dilakukan pengukusan terhadap log media selama 12 jam.

8.    Lamanya pengukusan dihitung setelah air di dalam drum mendidih.

9.    Setelah selesai pengukusan, media di angkat dari drum. Lalu, biarkan selama 8 jam atau sampai dingin pada ruangan yang tertutup. Untuk selanjutnya, dilakukan penanaman bibit.

10.    Setelah media dingin, baru dilakukan penanaman bibit, caranya:
  •     Penanaman bibit dilakuan di ruangan tertutup
  •     Semprot isi ruangan dengan alcohol 95%
  •     Gunakan sarung sarung tangan dan semprot dengan alcohol 95%
  •     Untuk memudahkan penanaman bibit, media yang akan diinokulasi disimpan di depan dekat tangan kiri. Bibit yang akan ditanamkan disimpan di depan dekat tangan kanan. Antara media yang akan ditanami dan bibit, disimpan lampu spirtus.
  •     Buka karet, kertas penutup, serta kapas penutup media.
  •     Masukkan 3 sendok makan bibit untuk satu log media.
  •     Setiap gerakan sendok yang dipakai, dipanaskan dengan api dari lampu spirtus.
  •     Media yang sudah ditanami bibit tersebut ditutup kembali dengan kapas.
  •     Penanaman bibit dikerjakan dengan cepat, tetapi harus teliti.
11.    Media yang sudah ditanami bibit disimpan di atas rak.

12.    Biarkan sampai seluruh media diisi miselium jamur.

13.    Miselium tumbuh memenuhi log media. Setelah seluruh log media ditumbuhi miselium, tutup kapas dan cincin pada bagian atas log tersebut dibuka.

14.    Kelembapan lingkungan dipertahankan dengan menyemprot menggunakan sprayer.

15.    Tubuh buah yang sudah cukup mekar dapat dipanen.

PENYIMPANAN LOG
budidaya, jamur, tiram, putih

Jika kita akan menyimpan log di dalam bangunan, masa tanam jamur tiram tidak tidak diatur oleh kondisi iklim dan dapat dilakukan setiap saat. Log yang sudah ditanami bibit harus disimpan di tempat yang menunjang pertumbuhan miselium dan tubuh buah.
Bangunan untuk menyimpan log dapat dibuat permanen untuk budidaya jamur tiram skala besar atau di dalam bangunan semi permanen.

Tempat pemeliharaan jamur dibuat dengan ukuran 10 x 12 m² yang di dalamnya terdapat 8 buah petak pemeliharaan berukuran 5,7 x 2,15 m². jarak antara petak 40-60 cm. di dalam setiap petakan dibuat rak-rak yang tersusun ke atas untuk menyimpan 1.300-1.400 log. Rangka bangunan dapat dibuat dari besi, kayu atau bambu.
Log disimpan di atas rak dengan posisi tegak atau miring. Jarak penyimpanan diatur sedemikian rupa sehingga tubuh buah yang tumbuh dari log tidak tumpang tindih dengan tubuh buah yang lain.

PANEN

•    Ciri dan Umur Panen
Jamur tiram Pleurotus adalah  jamur yang rasanya enak dan memiliki aroma yang baik jika dipanen pada waktu umur muuda. Panen dilakukan setelah tubuh buah mencapai ukuran maksimal saat 2-3 hari setelah tumbuh bakal tubuh buah.

•    Cara Panen
Pengambilan jamur harus dilakukan dari pangkal batang karena batang yang tersisa dapat mengalami kebusukan. Potong jamur dengan pisau yang bersih dan tajam, kemudian simpan di wadah plastic dengan tumpukan setinggi 15 cm.

•    Periode Panen
Panen dilakukan setiap hari atau beberapa hari sekali, tergantung dari jarak pembukaan log-log. Dari satu log akan dihasilkan sekitar 0,8-1 kg jamur.




sumber : http://bestbudidayatanaman.blogspot.com