VHIAN WAHYU NOTE - TEMPEH KIDUL WEBSITE

Website/Blog ini dibuat untuk menambah pengetahuan bagi semua orang yang mengunjunginya. Semoga bermanfaat dan bisa menambah ilmu pengetahuan kita :)

Search

Minggu, 04 Mei 2014

Apa itu Instrumentasi Industri ?

Instrumentasi Industri (atau biasa disingkat Instrumentasi atau Instrument) didefinisikan sebagai suatu teknik penggunaan Instrument/peralatan (yg dimaksud di sini ialah peralatan yg dipergunakan di suatu industri) untuk mengontrol sifat-sifat fisika dan sifat-sifat kimia dari suatu material untuk mendapatkan nilai tambah dari material tersebut.
Salah satu contoh penerapan teknik Instrumentasi ialah dalam pengolahan minyak mentah (oil refinery).
Unsur-unsur yang terkandung di dalam minyak mentah memiliki titik didih (boiling point) yang berbeda-beda, sehingga dengan memanaskan minyak mentah tersebut sampai pada temperatur tertentu, unsur-unsur tersebut akan menguap, dan kemudian dapat ditangkap untuk kemudian didinginkan (kondensasikan) kembali, sehingga kita bisa memisahkan/mengekstrak unsur tersebut dari minyak mentah. Dengan cara seperti inilah kita dapat memperoleh bensin, solar, minyak tanah, dan lain-lain dari minyak mentah.
Di sini Instrumentasi memainkan peranannya dalam mengontrol sifat-sifat fisika dan kimia (temperatur, tekanan, dan lain-lain) dari minyak mentah, sehingga diperoleh nilai tambah dari minyak mentah tersebut (bensin, solar, minyak tanah, dan lain-lain).
Sistem Instrumentasi melakukan pengontrolan dengan 4 langkah:
1.    Mengukur
2.    Membandingkan
3.    Menghitung, dan
4.    Mengoreksi
Sebagai contoh, bisa dilihat pengontrolan temperatur Lube Oil di bawah
Lube Oil Cooler berfungsi mendinginkan Lube Oil yang masuk ke dalam Cooler dengan menggunakan air dingin sebagai media penukar panasnya, sehingga saat keluar dari Cooler, temperatur Lube Oil sesuai dengan keinginan kita (Set Point/SP).
Untuk itu diperlukan suatu alat Temperature Transmitter (TT) untuk mengukur temperatur Lube Oil yang keluar dari Cooler, agar sistem kontrol dapat mengetahui berapa temperatur yang keluar dari Cooler. Temperature Transmitter kemudian mengirimkan sinyal hasil pengukurannya kepada Temperature Controller (TC). Istilah Transmitter di sini tidak sama dengan istilah pemancar pada sistem komunikasi. Transmitter di sini mengukur suatu besaran proses (dalam hal ini temperatur) untuk kemudian mengirimkan hasil pengukurannya berupa sinyal standar Instrumentasi kepada Controller (dalam hal ini Temperature Controller).
Temperature Controller kemudian membandingkan apakah sinyal pengukuran dari Temperature Transmitter (biasa disebut Process Variable/PV) lebih tinggi atau lebih rendah dari temperatur yang dikehendaki (SP). Setelah itu Temperature Controller akan menghitung berapa besar koreksi yg diperlukan untuk menjaga agar temperatur Lube Oil yg keluar dari Cooler (PV) bisa sama dengan temperatur yang dikehendaki (SP).
Setelah selesai menghitung, maka Temperature Controller akan mengirimkan sinyal koreksi (biasa disebut Manipulated Variable/MV) kepada Temperature Control Valve (TCV). Temperature Control Valve ini kemudian akan melakukan langkah koreksi dengan membuka atau menutup sesuai dengan sinyal koreksi dari Temperature Controller. Control Valve (dalam hal ini Temperature Control Valve) sebagai Final Control Element (element pengontrol terakhir) ialah sebuah keran/kerangan yang bukaannya bekerja secara otomatis berdasarkan sinyal dari Controller (dalam hal ini Temperature Controller).
Jika hasil pengukuran Temperature Transmitter (PV) lebih tinggi dari temperatur yang dikehendaki (SP), maka Temperature Controller akan menghitung berapa besar koreksi yang diperlukan, kemudian mengirimkan sinyal koreksi agar Temperature Control Valve membuka lebih besar untuk memperbesar aliran air dingin ke Cooler untuk mendinginkan Lube Oil, begitu juga sebaliknya, jika hasil pengukuran Temperature Transmitter (PV) lebih rendah dari temperatur yang dikehendaki (SP), Temperature Controller akan mengirim sinyal koreksi agar Temperature Control Valve menutup bukaannya untuk mengurangi aliran air dingin ke Cooler.
Peralatan-peralatan (Instruments) seperti Temperature Transmitter, Temperatur Controller, dan Temperature Control Valve inilah yang melakukan 4 langkah pengontrolan dalam sistem kontrol Instrumentasi, sehingga membuat sistem menjadi otomatis dan mengurangi peranan manusia dalam proses.
Tidak hanya besaran temperatur yang dikontrol dalam Instrumentasi. Dalam Instrumentasi dikenal yang namanya 4 besaran proses, yaitu:
1.    Tekanan
2.    Level (tinggi permukaan cairan)
3.    Temperatur, dan
4.    Flow (laju aliran fluida)
Sebagai tambahan, dalam industri-industri Petrochemical maupun Oil Refinery juga terdapat besaran-besaran lain yang dikontrol seperti pH, Conductivity, berat, dan lain-lain.
Ilmu Instrumentasi secara dalam mempelajari teknik penggunaan peralatan Instruments (Transmitter, Controller, Control Valve, dan lain-lain), metode-metode pengukuran 4 besaran proses maupun besaran-besaran lainnya, dan teknik sistem pengontrolan proses agar diperoleh respon pengontrolan yang sesuai dengan yang dikehendaki.

sumber : http://instrumentasiindustri.wordpress.com/2011/05/16/apakah-instrumentasi-industri-itu/

0 komentar:

Posting Komentar