Jamur tiram dapat tumbuh dan berkembang dalam media yang terbuat
dari serbuk kayu yang dikemas dalam kantong plastic. Pertumbuhan jamur
tiram sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan sekitarnya. Oleh karena
itu, kita harus mengetahui mengenai kondisi yang cocok untuk
pertumbuhannya sebelum kita melakukan budidaya jamur tiram.
Pada kehidupan alaminya jamur ini tumbuh di hutan dan biasanya tumbuh
berkembang dibawah pohon berdaun lebar atau dibawah tanaman berkayu. Hal
ini penting untuk jadi patokan dalam melakukan budidaya jamur tiram dan
perlu diingat Jamur Pleurotus ini tidak memerlukan cahaya matahari yang
banyak .
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa miselium yang disimpan di tempat
yang redup, jumlahnya lebih banyak disbanding di temapat yang terang
dari cahaya matahari yang penuh.
Miselium adalah jaringan yang didalamnya kumpulan dari hifa jamur.
Miselium dapat tumbuh pada sel dinding kayu dengan melakukan penetrasi
pada dinding sel kayu dengan cara melubanginya.
Proses penetrasi dinding sel kayu dibantu oleh enzim pemecah selulosa,
hemiselulosa, dan lignin yang dihasilkan oleh jamur melalui ujung
benang-benang miselium. Enzim tersebut mencerna senyawa kayu sekaligus
memanfaatkannya sebagai sumber (zat) makanan.
Syarat Tumbuh JamurTiram
IKLIM
1. Temperature
Serat (miselium) jamur tiram putih tumbuh dengan baik pada
kisaran suhu antara 23-28 °C, artinya kisaran temperature normal untuk
pertumbuhannya. Waluapun begitu, dengan temperature di bawah 23 °C,
miselium jamur masih dapat tumbuh meskipun memerlukan waktu yang lebih
lambat.
Sedangkan untuk pertumbuhan tubuh buahnya yang bentuk seperti cangkang
tiram, memerlukan kisaran suhu antara 13-15 °C selama 2 samapai 3 hari.
Bila nilai temperature rendah tersebut tidak didapatkan, maka ada dua
kemungkinan yang terjadi, yaitu pertumbuhan tumbuh buah jamur tidak akan
terbentuk, yang berarti pemeliharaan tidak berhasil, atau walaupun
terbentuk maka waktu yang diperlukan akan lama.
Tetapi walaupun demikian fase kedua jamur tiram putih tersebut masih dapat tumbuh pada rentang suhu 12-37,8 °C.
2. Kelembapan
Kandungan air di dalam subtract sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan miselium jamur.
Terlalu sedikit air akan mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangan akan
terganggu, bahkan terhenti sama sekali. Namun, apabila terlalu banyak
air, miselium akan membusuk dan mati. Kandungan air didalam subtract
tanaman akan didapat dengan baik bila dilakukan penyiraman.
Jamur tumbuh baik dalam keadaan yang lembab, tetapi tidak menghendaki
genangan air. Miselium jamur tiram tumbuh optimal pada subtract yang
memiliki kandungan air sekitar 60%. Sedangkan untuk merangsang
pertumbuhan tunas dan tubuh buah, memerlukan kelembapan udara sekitar
70-85%.
3. Cahaya
Miselium jamur tiram putih tumbuh optimal pada keadaan gelap.
Sebaliknya, tubuh buah jamur tidak dapat tumbuh pada tempat gelap.
Cahaya diperlukan untuk merangsang pertumbuhan tubuh buah. Tangkai jamur
akan tumbuh kecil dan tudung tumbuh abnormal bila saat pertumbuhan
primordial tidak memperoleh penyiraman.
Akan tetapi, cahaya matahari yang menembus secara langsung dapat merusak
dan menyebabkan kelayuan, serta ukuran tudung yang relative kecil.
Pertumbuhan jamur hanya akan memerlukan cahaya yang bersifat menyebar.
Oleh karena itu, diperlukan peneduh pohon di dekat bangunan tempat
pemeliharaan jamur.
4. Udara
Jamur tiram putih adalah tanaman saprofit fakultatif aerobic yang
membutuhkan oksigen sebangai senyawa untuk pertumbuhannya. Sirkulasi
udara yang lancer akan menjamin pasokan oksigen. Terbatasnya pasokan
oksigen udara disekitar tempat tumbuh jamur dapat mengganggu pertumbuhan
tubuh buah.
Jamur tiram juga yang tumbuh pada tempat yang kekurangan oksigen
memiliki tubuh buah kecil dan abnormal. Tubuh buah jamur yang tumbuh
pada tempat yang kekurangan oksisgen akan mudah layu dan mati. Jamur
tiram juga memerlukan sirkulasi udara segar untuk pertumbuhannya. Oleh
karena itu, harus diberi ventilasi agar pertukaran udara dapat berjalan
secara baik.
Pertumbuhan miselium jamur memerlukan kandungan karbon dioksida yang
agak tinggi, yaitu 15%-20%. Tetapi, jamur tiram yang tumbuh pada tempat
yang mengandung karbo dioksida yang terlalu tinggi memiliki tubuh buah
yang abnormal. Biasanya, tudung jamur tiram tumbuuh relative kecil
dibandingkan tangkainya.
5. Derajat Keasaman (pH)
Miselium jamur tiram putih tumbuh optimal pada pH media yang sedikit
asam, yaitu antara 5,0-6,5. Nilai pH medium diperlukan untuk produksi
metabolism dari jamur tiram putih, seperti produksi asam organic.
Kondisi asam dapat menyebabkan pertumbuhan miselium jamur tiram
terganggu, tumbuh kontaminasi oleh jamur lain, bahkan menimbulkan
kematian jamur tiram putih. Kondisi pH yang terlalu tinggi (basa), dapat
menyebabkan system metabolism dari jamur tiram putih tidak efektif.
Bahkan, menyebabkan kematian. Tubuh buah jamur tiram tumbuh optimal pada
pH lingkungdn yang mendekati normal (pH 6,8-7,0).
MEDIA TANAM
Secara tradisional, di Jepang, bibit ditanam di dalam lubang atau
garisan di kayu kering. Pengeringan dilakukan dengan tenaga sinar
matahari atau listrik. Dalam budidaya modrn, media tumbuh yang digunakan
berupa kayu tiruan (log) yang dibuat dalam bentuk silinder. Komposisi
media ini berupa sumber kayu (gergaji kayu, ampas tebu), sumber gula
(tepung-tepungan), kapur, pupuk P, dan air.
1. Nutrisi
Pertumbuhan yang optimal dapat dicapai bila lingkungannya sesuai serta
tersedia nutrisiyang cukup. Protoplas sel memerlukan nitrogen, fosfor,
dan nutrisi lai. Karbon selain diperlukan untuk pembentukan protoplasma,
juga diperlukan sebagai sumber energy. Sehingga karbon lebih banyak
dibutuhkan disbanding dengan nitrogen.
Nitrogen dibutuhkan untuk pembentukan asam nukleat. Sedangkan protein dan kitin diperlukan untuk pembentukan dinding sel jamur.
2. Kehadiran Mikroorganisme lain
Media tempat tumbuh merupakan sumber energy utama bagi jamur tiram.
Kehadiran mikroorganisme lain dapat menyebabkan persaingan dalam
mendapatkan nutrisi, sehingga jamur yang diharapkan tidak dapat tumbuh
dengan optimal.
Bahkan, sebagian dari competitor tersebut dapat mengeluarkan senyawa yang bersifat toksin terhadap organism disekitarnya.
Sterilisasi media merupakan cara yang efektif untuk membebaskan media
tanam dari kehadiran jasad asing di dalam media tanam yang tidak
diharapkan.
KETINGGIAN TEMPAT
Kondisi di atas lebih mudah dicapai didaerah dataran tinggi sekitar
700-800 m dpl. Kemungkinan budidaya jamur didataran rendah tidak
mustahil, asalkan iklim ruang penyimpanan dapat diatur dan disesuaikan
dengan kebutuhan jamur.
PEMBIBITAN
Bibit yang dapat digunakan adalah F3. Bibit ini dapat dibuat atau
diperoleh dari petani jamur yang s udah bisa membuat bibit bibit jamur.
Untuk membuat bibit sendiri, diperlukan alat dan bahan yang steril
karena proses ini sangat rentan terhadap kontaminasi. Sterilisasi
pembuatan bibit biasa menggunakan laminar flow atau transfer box.
ALAT DAN BAHAN
Untuk membudidayakan jamur tiram, diperlukan alat dan bahan sebagai berikut :
• Kompor minyak tanah
• Drum berdiameter 80 cm, tinggi 96 cm
• Rak, dengan luas 3m²
• pH meter
• Thermometer
• Sprayer / penyemprot, dengan pipa paralon 2 inci sebanyak 300 buah
• Cincin
• Lampu spirtus, dengan volume 30 liter
• Baskom plastic
• Sekpo
• Serbuk kayu albasia sebanyak 10,5 kg
• Dedak halus sebanyak 21 kg
• Tepung jagung sebanyak 0,6 kg
• TSP murni 1 kg
• Kapur 3 buah
• Bibit jamur F3 sebanyak 3 buah
• Alcohol 95% sebanyak 1 liter
• Kantung plastic transparan (20x35x0,5) cm sebanyak 300 buah
• Kertas roti 10 x 10 sebanyak 300 buah
• Karet gelang tahan panas 600 buah
• Air sumur 30 liter
PEMBUATAN JAMUR TIRAM
Adapun proses pembuatan jamur tiram adalah sebagai berikut
1. Serbuk gergaji dipilih dan dibersihkan. Bagian yang besar dan tajam dibuang karena dapat merusak plastic substrat.
2. Bahan yang sudah ada dicampur sesuai komposisi takaran dalam
jolang / baskom plastic. Aduk sampai merata, jangan sampai ada
gumpalan-gumpalan. Adapun bahan yang dicampurkan untuk menghasilkan 100
log adalah sebagai berikut :
• Serbuk gergaji atau ampas tebu halus 10,5 kg
• Tepung jagung 0,6 kg
• Dedak halus 21 kg
• TSP 1 kg
• Kapur 3 buah
Beri air secukupnya, dengan kandungan air 60% dan pHmedia diukur.
3. Campuran bahan dimasukan ke dalam plastic transparan dengan ukuran
20 x 35 cm dan tebal 0,5. Media harus dipadatkan agar terbentuk log
yang baik. Media yang bagus adalah kepadatannya merata. Jangan lupa,
ujung plastic bagian bawah ditusuk jari telunjuk supaya masak. Hal ini
dilakukan agar bahan yang dimasukkan dan dipadatkan bisa duduk posisinya
(tidak miring). Pengisian dilakukan tidak terlalu penuh, tapi disisakan
15 cm untuk memudahkan dalam mengikat.
4. Tiap log ditimbang beratnya, yaitu sebanyak 1,2 kg.
5. Sisa ujung plastic ke dalam cincin dilipat keluar, lalu diikat mulut plastic tersebut dengan karet tahan panas.
6. Tutup mulut log tersebut dengan kapaskemudian tutup lagi dengan kertas, lalu diikat lagi dengan karet.
7. Dilakukan pengukusan terhadap log media selama 12 jam.
8. Lamanya pengukusan dihitung setelah air di dalam drum mendidih.
9. Setelah selesai pengukusan, media di angkat dari drum. Lalu,
biarkan selama 8 jam atau sampai dingin pada ruangan yang tertutup.
Untuk selanjutnya, dilakukan penanaman bibit.
10. Setelah media dingin, baru dilakukan penanaman bibit, caranya:
- Penanaman bibit dilakuan di ruangan tertutup
- Semprot isi ruangan dengan alcohol 95%
- Gunakan sarung sarung tangan dan semprot dengan alcohol 95%
- Untuk memudahkan penanaman bibit, media yang akan diinokulasi
disimpan di depan dekat tangan kiri. Bibit yang akan ditanamkan disimpan
di depan dekat tangan kanan. Antara media yang akan ditanami dan bibit,
disimpan lampu spirtus.
- Buka karet, kertas penutup, serta kapas penutup media.
- Masukkan 3 sendok makan bibit untuk satu log media.
- Setiap gerakan sendok yang dipakai, dipanaskan dengan api dari lampu spirtus.
- Media yang sudah ditanami bibit tersebut ditutup kembali dengan kapas.
- Penanaman bibit dikerjakan dengan cepat, tetapi harus teliti.
11. Media yang sudah ditanami bibit disimpan di atas rak.
12. Biarkan sampai seluruh media diisi miselium jamur.
13. Miselium tumbuh memenuhi log media. Setelah seluruh log media
ditumbuhi miselium, tutup kapas dan cincin pada bagian atas log tersebut
dibuka.
14. Kelembapan lingkungan dipertahankan dengan menyemprot menggunakan sprayer.
15. Tubuh buah yang sudah cukup mekar dapat dipanen.
PENYIMPANAN LOG
Jika kita akan menyimpan log di dalam bangunan, masa tanam
jamur tiram
tidak tidak diatur oleh kondisi iklim dan dapat dilakukan setiap saat.
Log yang sudah ditanami bibit harus disimpan di tempat yang menunjang
pertumbuhan miselium dan tubuh buah.
Bangunan untuk menyimpan log dapat dibuat permanen untuk
budidaya jamur tiram skala besar atau di dalam bangunan semi permanen.
Tempat pemeliharaan jamur dibuat dengan ukuran 10 x 12 m² yang di
dalamnya terdapat 8 buah petak pemeliharaan berukuran 5,7 x 2,15 m².
jarak antara petak 40-60 cm. di dalam setiap petakan dibuat rak-rak yang
tersusun ke atas untuk menyimpan 1.300-1.400 log. Rangka bangunan dapat
dibuat dari besi, kayu atau bambu.
Log disimpan di atas rak dengan posisi tegak atau miring. Jarak
penyimpanan diatur sedemikian rupa sehingga tubuh buah yang tumbuh dari
log tidak tumpang tindih dengan tubuh buah yang lain.
PANEN
• Ciri dan Umur Panen
Jamur tiram Pleurotus adalah jamur yang rasanya enak dan
memiliki aroma yang baik jika dipanen pada waktu umur muuda. Panen
dilakukan setelah tubuh buah mencapai ukuran maksimal saat 2-3 hari
setelah tumbuh bakal tubuh buah.
• Cara Panen
Pengambilan jamur harus dilakukan dari pangkal batang karena
batang yang tersisa dapat mengalami kebusukan. Potong jamur dengan pisau
yang bersih dan tajam, kemudian simpan di wadah plastic dengan tumpukan
setinggi 15 cm.
• Periode Panen
Panen dilakukan setiap hari atau beberapa hari sekali, tergantung dari
jarak pembukaan log-log. Dari satu log akan dihasilkan sekitar 0,8-1 kg
jamur.
sumber :
http://bestbudidayatanaman.blogspot.com